Bermula kegagalan penelitian dalam menangkal senyawa nikotin dalam
kandungan rokok. Pada awal 1960-an CC4 sudah ditemukan pertama kali di
daratan eropa dari hasil penelitian zat penyebab ketagihan pada sebatang
rokok tadi.
Tak sangka, bukannya menjadi obat pecandu rokok,
zat terkandung pada CC4 malahan membuat efek pada saraf otak secara
berlebihan dan cenderung berbahaya.
Staf Ahli Kimia Farmasi Badan
Narkotika Nasional (BNN), Kombes Polisi Mufti Djusnir mengatakan kalau
kandungan dalam CC4 memengaruhi tiga reseptor tubuh manusia secara
serius. Tentunya banyak disalahgunakan.
Pertama, reseptor
serotonin memengaruhi rasa senang dan bahagia. Kedua mengakibatkan
halusinasi. Lalu ketiga reseptor noreadrenaline menjadikan stamina lebih
menanjak. Tentunya membuat aliran jantung lebih kencang dalam bekerja
di ambang batas wajar.
"Efek sampingnya, berlebihan pada ketiganya lalu tekanan darah dalam curah jantung," kata Mufti kepada merdeka.com di Jakarta, hari ini.
Dalam
batas wajar orang dewasa, darah dipompa menuju jantung sekitar 4 sampai
6 liter per menit. Masih kata Mufti, CC4 akan menimbulkan efek baru
pada perubahan neuropsikiatris. "ini membuat depresi dan cenderung bunuh
diri," katanya.
Kepala Badan Narkotika Nasional Nusa Tenggara
Barat itu mengimbuhkan, CC4 merupakan komponen senyawa kimia dengan nama
ilmiah 1,2-bisN-cytisiny 5 ethane atau biasa disebut Cyt. Di dalamnya
unsur hidrokarbon (CH), Nitrogen (N) dan Oksigen (O)
CC4 mulai
populer pada tahun 2006 ketika dua ilmuwan Etter dan Staplatom,
memperpanjang penelitian mereka. Sebelumnya, obat itu digunakan sebagai
obat untuk manusia.
Pada tahun 2007, Freedman mematahkan
semuanya. Ternyata CC4 tak mampu mengurangi kadar nikotin pada manusia.
Penelitian serupa juga dibuat Moore dan Singh dalam penelitian empat
tahun kemudian.
"Tadinya digunakan pada binatang. Percobaan CC4
mampu menurunkan zat nikotin, tapi setelah disempurnakan dan dicoba pada
manusia malahan sebaliknya, CC4 tidak menjalankan fungsi yang sama
malahan memengaruhi ketiga reseptor tadi," ujarnya.
Dia
menegaskan, seharusnya aparat penegak hukum lainnya tanpa ragu menjerat
CC4 dengan undang-undang sama dengan golongan satu. Ditelisik dari
kandungan dan efeknya CC4, ternyata lebih kuat dibandingkan narkoba
sejenisnya.
"Sama seperti kasus methylone, kemarin itu. Hakim dan
jaksa bisa menggunakan narkotika golongan satu, karena memang semuanya
sama," katanya.
Dari penelusuran merdeka.com, CC4 memang sudah
terlanjur menyebar di kalangan masyarakat. Di sebuah klub malam di
sekitaran Jakarta Barat, CC4 bisa ditemukan secara gampang. Harganya
memang lebih mahal dan penggunaan lebih kuat 10 kali lipat dibandingkan
dengan narkoba golongan satu pada umumnya.
0 Comments